Pages - Menu

Cinta Dalam Lukisan Waktu

Aku hanya ingin berada di sini
Sekedar mendengarmu berbisik lirih pada angin yang terdiam
Coba meraba tiap lekuk udara dalam sunyi yang aneh
Sebab detak jam dinding memburu ujung-ujung pena
di atas kertas-kertas putih
menimbulkan bunyi sekarat torehan huruf tak sempurna menjadi kata
Namun bagiku, terdengar seperti suara dedaun,
rerumput, dan angin yang membelai sabana
mengantar serbuk-serbuk bunga dan titik-titik air
pada hidup yang sekarat

Aku hanya ingin berada di sini
Sekedar menyaksikan bayangmu tergambar di balik bola mataku
Coba merekam tiap potongan waktu dalam rasa yang aneh
Sebab tiap jawaban yang kudengar ketika bertanya
pada diri yang jatuh hati pada sepi adalah sunyi
Dan entah mengapa wajah ini tersenyum
ketika ujung jarimu kau ketukkan pada ujung pena
lalu pindah ke pipimu yang merona
Seperti langit timur ketika fajar terbit
menyusupkan harapan pada ruang-waktu
dan ragu luruh menjadi langkah-langkah di atas jejak

Aku hanya ingin berada di sini
Menikmati alir waktu sungai ketidak-abadian
yang pelan mengikis tepi kecemasan, menjatuhkan ketakutan ke dalam pusaran
Karena esok belum tentu datang, sedang kita masih terdiam dalam dunia masing-masing
Tetapi aku hanya ingin berada di sini
Membiarkan masa lalu menelan tiap detik menjadi lukisan dalam pigura keabadian
Cukuplah kunikmati bayangmu, dan tersenyum meraba rona wajahmu di lukisan waktu


17-18 Jan 2011
304 dan kamar berantakan
Menunggu waktu ujian habis, kata-kata bercucuran, menggenang, dan mengalir...Mengendap saat terbangun dari mimpi.