Wadah Kosong



[   ]

Baiklah kita kembali
ke rumah masing-masing.

Memenjarakan diri
dalam bilik sepi
yang selama ini sudah
mati-matian kita bangun
di tengah hiruk-pikuk dunia.

Menambatkan pikiran
pada tonggak-tonggak kebebasan
yang selama ini sudah
mati-matian kita tancapkan
di atas tanah gersang kehidupan.

Melabuhkan hasrat
pada tepian mimpi
yang selama ini sudah
mati-matian kita perjuangkan
di dalam bayang-bayang kenyataan.

Lalu membakar dupa
dan kemenyan di dalamnya.
Sebab ternyata masih saja ada
suara-suara tanpa bunyi
yang merasuki benteng sunyi
persembunyian kita.

Merembes
dari dalam gelap
di kepala kita sendiri.
Meleleh
lewat sudut-sudut
mata kita.
Menetes
lewat ujung-ujung
jemari kita.

Jatuh
berdenting
melengking
nyaring
(meski tetap tanpa bunyi).

Menggenangi wadah kosong
yang telah lama kita tinggalkan
dalam ruang hampa dalam dada.
Wadah kosong yang tetap kosong
meski telah kita tuangkan
lautan ke dalamnya,
meski telah kita cemplungkan
dunia ke dalamnya,
meski telah kita larutkan
seluruh ruang-waktu ke dalamnya.

Wadah kosong yang kita tak tahu
bagaimana mengisinya
dengan apa.

Wadah kosong
yang rupanya adalah
diri kita sendiri.

[   ]

Nologaten, 19 Maret 2020