Pages - Menu

Di Antara Mungkin

Kita ada di antara dua cermin, berhadap-hadapan.
Satu tak menampakkan wajahnya melainkan wajah yang lain,
dan yang lain tak menyaksikan wajahnya melainkan wajah yang satu.

Kita ada di antara dua masa, berpunggung-punggungan.
Yang mesti terlepaskan tak peduli sekuat apapun kita menggenggamnya,
dan yang tak akan tercapai tak peduli sejauh apapun kita berusaha menggapai.

Kita mungkin menjadi kabut yang mengambang di muka cermin
hingga kebenaran yang utuh tercerai-berai menjadi warna-warni pelangi
dan dengan demikian, kita bisa menyaksikan keindahan

Kita mungkin menjadi dawai yang terbentang di antara masa
hingga yang terlepas dari genggaman kan meninggalkan nada sebagai kenang-kenangan
dan yang tak tergapai dapat tersentuh oleh lagu rindu yang membumbungkan angan-angan

Tapi kita mungkin menjadi hampa yang gelap tanpa cahaya,
dan sunyi yang sepi tanpa suara

_________
Jogja, 21-11-2017