Pages - Menu

Malam Itu

Aku pernah berjalan menelusuri malam;
malam di hari, malam di hati
tanpa tujuan, tanpa harapan
sekedar berjalan.
Melangkahkan kaki mengikuti hati
menapaki ragu demi ragu yang tak kumengerti
sejenak menyendiri menyepi menepi
dalam dunia yang kupahami secara sederhana.

Bukankah sederhana itu sejati?
Dan kita yang tak pernah berpuas diri
Mencintai hidup dengan penuh birahi

Aku pernah melangkahi selokan
jijik pada warnanya yang hitam dan baunya yang busuk
Sedang ia selalu tabah menjadi dirinya
menampung dan mengalirkan dosa-dosa manusia
kepada bumi yang membalasnya dengan kebaikan
kebaikan yang kita lahap setiap saat;
kita kunyah, kita telan, kita serap sari-sarinya
lalu sisanya kita buang ke selokan.
Selokan ada sebagai dirinya yang sederhana.

Malam itu kujumpai resah membelaiku lembut
dari angin-angin dingin yang berhembus.
Malam itu kudapati takut tersenyum padaku
dari kegelapan di bawah jembatan.
Malam itu kutemui lelah memelukku
dalam tidur nyenyak tanpa mimpi.
Malam itu: Aku mencintaiMu
pagi, 30 April 2015