Pages - Menu

'Kebahagiaan'

Mungkin kamu pernah menghadapi banyak masalah dalam hidupmu. Dari masalah sepele, sampai masalah besar yang mengancam kehidupanmu. Kau mempertaruhkan hidupmu. Lalu ketika masalah itu membuatmu tertekan, tiba-tiba kamu mempertanyakan makna hidupmu. Apa sebenarnya yang ingin kamu capai dalam hidup ini?

Ada banyak alternatiif jawaban, seperti dalam sebuah soal pilihan ganda dalam ujian, bahkan lebih banyak lagi. Tetapi dalam pilihan mengenai hidup, tidak ada jawaban yang mutlak benar atau salah. Yang membedakan hanya konsekuensi yang mengikuti pilihan itu. Jika kamu memilih materi sebagai tujuan hidupmu, maka kamu harus bekerja keras untuk memperolehnya; dengan cara baik atau tidak baik, selama tujuan itu tercapai. Jika kamu percaya ada kehidupan setelah mati yang hanya bisa dinikmati oleh mereka yang taat beribadah, dan kamu hidup demi hal itu, maka kamu harus banyak-banyak beribadah selama hidupmu. Jika kamu percaya bahwa hidup akan berakhir ketika kita mati dan tidak akan ada hidup lagi setelah itu, mungkin kamu akan menjadikan kesenangan sebagai tujuan hidupmu; kesenangan yang hanya bisa diperoleh selama masih hidup, maka kamu harus benar-benar memanfaatkan hidupmu sebaik-baiknya untuk mencapai kesenangan itu.

Tetapi sering kali kita kesulitan dalam menentukan tujuan hidup. Sebab tidak ada tujuan yang benar-benar jelas seperti bintang di langit malam yang cerah, melainkan seperti bayangan di balik kaca pecah yang buram. Tujuan-tujuan itu juga sering saling berbaur satu sama lain sehingga kita tak jarang menjadi tidak bisa menentukan dengan pasti yang mana tujuan hidup kita. Maka di dalam kebingungan itu, kita menciptakan sebuah kata yang merangkum tujuan-tujuan menjadi satu yaitu ‘kebahagiaan’.

Alangkah indahnya kata itu. Ia merangkum semua yang baik dari sekian banyak pilihan, dan menjadikannya satu. Tetapi lalu, kita jadi tidak bisa menentukan tujuan hidup dengan jelas. Kemudian segalanya berputar kembali ketika ada pertanyaan baru di kepala: “Apa itu kebahagiaan?”

Sementara bumi masih berputar, kita masih akan bertanya tentang banyak hal.. Dan jawaban yang datang tidak selalu mengenai benar atau salah. Jawaban itu adalah pintu ke ruang berikutnya, tempat sejuta tanya menunggu. Apakah hidup hanya untuk berpikir? Ha ha ha.. Seolah hidup hanya ujian demi ujian, tak ubahnya masa sekolah dan kuliah..