Pages - Menu

20251220

Lariang, Video Scouting & Map Plotting - Sebuah "Cocoklogi"

Gak tahu, kapan saya bakal main kayak lagi. Terakhir kali turun sungai, Desember 2021—sudah empat tahun lalu. Kalau suatu saat saya mau main kayak lagi, mungkin harus mulai latihan dari nol. Terakhir kali, saya coba pasang spray deck, gak berhasil. Padahal itu salah satu hal basic yang diajarin pertama kali waktu baru belajar main kayak. Mungkin sebenarnya cuma kurang tenaga aja, sih, kalau saya pikir. Cukup dengan rutin push up 30 kali sehari selama dua minggu sampai sebulan, harusnya langsung bisa lagi. Tapi itu baru satu hal. Belum yang lain-lainnya. Intinya, saya harus nyiapin fisik lagi.

Sementara itu, kalau lagi gabut, saya masih suka nonton video orang main kayak. Atau nyari-nyari sungai di peta. Lantas, suatu ketika, tiba-tiba saja kepikiran: Sungai Lariang kayak apa ya bentukannya? Jadilah saya nyari video-video sungai ini di YouTube buat ditonton. Sambil nonton, saya buka peta. Awalnya cuma buat cukup tahu aja, mereka (orang-orang yang di video itu) ngarung dari mana sampai mana, sih. Tapi begitu lihat jeram yang "mencolok", jadi pengen nyari tahu juga, jeram itu kalau di peta titik lokasinya di mana.

Nah, inilah hasil "cocoklogi"—nyocokin apa yang dilihat di video dengan apa yang bisa dilihat di peta citra satelit—buat nentuin lokasi jeram-jeram di Sungai Lariang itu. Biar rada keren, saya sebut saja ini "video scouting & map plotting". Mana tahu suatu hari nanti saya dapat kesempatan ngarung di sana, kan.

Intro dulu deh. Jadi, Sungai Lariang ini katanya adalah sungai terpanjang di Pulau Sulawesi. Seberapa panjang? Coba googling aja sendiri! Selain terpanjang, sungai ini juga yang paling luas daerah aliran sungainya. Artinya, kalau misalnya satu Sulawesi kehujanan secara merata, maka yang paling banyak kejatuhan air hujan adalah wilayah daratan yang mengalirkan air ke dalam Sungai Lariang.

Kalau ngebayangin Pulau Sulawesi sebagai orang—sebagaimana yang biasa saya lakukan, di dadanya ada Taman Nasional Lore Lindu. Tepat di sebelah kirinya (timurnya kalau di peta), ada lembah Dataran Tinggi Napu yang sangat luas. Dataran tinggi ini salah satu daerah paling hulu yang tangkapan airnya bakal mengalir ke Uwai Lariang—'Uwai' itu sama kayak 'krueng', 'way', 'ci', 'kali', 'salu', 'rio', 'river', atau 'sungai' artinya.

Letak Sungai Lariang di peta Pulau Sulawesi.
Peta kasar aliran Sungai Lariang.

Dari Lembah Napu, sungai ini mengalir turun ke selatan, memasuki dataran tinggi Lembah Bada, sambil menampung air dari sungai-sungai yang mengalir dari lereng-lereng pegunungan di sekelilingnya. Segmen turunan pertama dari Lembah Napu ke Lembah Bada ini, kalau diperhatikan, sebenarnya kelihatan menarik juga gradiennya [potential first descent?]. Entah sudah pernah dijajal atau belum. Tapi setahu saya orang-orang biasanya memulai pengarungan dari Lembah Bada, di titik pertemuan Sungai Malei (Google Maps: sekitar sini).

Dari Bada, Lariang mengalir ke selatan, masuk ke sebuah lembahan dalam yang memanjang lurus diagonal dari barat laut ke tenggara, seperti bekas tebasan pedang Dracule Mihawk di tubuh Roronoa Zoro waktu mereka tarung di Restoran Baratie, cuma beda orientasi. Konon, itu adalah jejak Sesar Palu-Koro, salah satu patahan tektonik paling aktif di Indonesia yang dipengaruhi oleh interaksi pertemuan tiga lempeng tektonik besar. Di sini bergabung lagi sebuah sungai yang mengalir dari selatan, dari Dataran Tinggi Rampi, dan Sungai Lariang pun berbelok tajam ke barat laut mengikuti lembah panjang Sesar Palu-Koro. Di lembah inilah segmen "Royal Flush" berada.

Istilah "Royal Flush" sebenarnya cuma sebutan karangan saya (tanpa referensi) untuk segmen ini. Tahu, kan, kalau main poker dan punya kartu 10, J, Q, K, dan A di tangan, itu disebut "Royal Flush"? Nah, di segmen ini ada beberapa jeram besar yang namanya pakai "pangkat" kartu remi itu. Hampir semua jeram di segmen ini bahkan menggunakan istilah yang berhubungan dengan permainan kartu. Entah siapa yang ngide kasih nama jeram-jeram itu pertama kali. Dugaan saya, dia (atau mereka) suka sekali main kartu. Saya sudah nyoba nyari-nyari di internet, tetap gak nemu kisah bagaimana Sungai Lariang ini pertama kali diarungi. Sayang sekali.

Segmen "Royal Flush" berakhir di Gimpu. Dari Gimpu, aliran Sungai Lariang kemudian berbelok meninggalkan Sesar Palu-Koro, meliuk-liuk ke barat, menuju Laut Sulawesi. Selepas Gimpu masih ada jeram-jeram besar sampai di Banggaiba. Baru setelah itu sungai jadi datar sampai ke pantai.

Yang saya tonton dan jadi bahan "cocoklogi" ini adalah video dokumentasi ekspedisi Mapala UI pada Februari-Maret 2014, dan video ekspedisi Mahitala pada Januari 2000. Keduanya ada di YouTube. Mapala UI waktu itu mengarungi Lariang dari Bada sampai Gimpu. Sedangkan Mahitala mulai dari Gimpu sampai Towiora.

Jeram pertama yang bisa saya plot titiknya di Google Maps adalah Jeram Ace. Jeram inilah yang pertama kali ngasih saya ide untuk coba nyari lokasi titiknya di peta. Soalnya tim Mapala UI waktu itu lining di separuh awal jeram ini. Jeram ini juga, seingat saya, adalah jeram yang di-portage sama tim kayaker cewek dari Britania Raya waktu mereka turun pada Desember 2014 [tonton sini]. Singkatnya, ini sepertinya adalah jeram paling sulit di Sungai Lariang.

Tim Mapala UI menghadapi hole di drop terakhir Jeram Ace. Gambar di-screenshot dari video YouTube pengarungan Mapala UI.
Terduga Jeram Ace pada tampilan citra satelit terkini Google Earth. Koordinat: -1.941241,120.152024

Kalau ngelihat tampilan satelit, sebenarnya bentukannya gak seratus persen sama persis dengan yang terlihat di video. Ini berlaku juga untuk hampir semua jeram. Penanda-penanda yang paling sering saya jadikan patokan untuk mencocokkan jeram adalah bentuk dan posisi bebatuan menyembul di aliran sungai, bentukan arus—terutama hole dan main stream, bebatuan di tepi sungai kalau pas kelihatan, serta posisi endapan sedimen, pendangkalan, delta, pepohonan, anak sungai, dan belokan sungai jika memungkinkan buat nguatin dugaan.

Seringkali, gambar tampilan citra satelit mengalami distorsi sehingga posisi penanda jadi seakan bergeser satu sama lain. Ada pula perbedaan kondisi debit air yang bisa mengubah tampilan jeram. Belum lagi kalau mempertimbangkan perubahan yang terjadi pada sungai setelah banjir besar. Ada juga faktor sulitnya mempersepsi jauh dekatnya objek dalam gambar atau video. Hal-hal itu bisa membuat penampakan antara di video dan di citra satelit jadi sedikit banyak terlihat berbeda. Untuk mendukung dugaan, saya biasanya juga mempertimbangkan aspek kronologis, dengan asumsi bahwa peristiwa dalam video ditampilkan secara berurutan waktu.

Maka saya pun mencoba mengurutkan peristiwa ke belakang. Sebelum menghadapi Jeram Ace, tim Mapala UI berkemah di sebuah pantai, di sisi kiri sungai, yang adalah sebuah delta yang dapat menjadi pulau pada saat banjir. Titik kemah mereka itu ternyata lebih mudah ditemukan, dengan ciri-ciri yang cukup meyakinkan: sungai berbelok kiri, ada jeram "kecil"—kelihatannya grade 2+— dengan delta di sebelah kiri, lalu sungai berbelok tajam ke kanan.

Sebelum berkemah, tim Mapala UI sempat mengalami trouble dan harus mengejar perahu yang hanyut. Di atas adalah perkiraan skema dan lokasi kejadian. Dugaan koordinat lokasi perahu wrap: -1.948458, 120.160587. Dugaan koordinat lokasi Camp 1: -1.947588, 120.157182.
Dugaan lokasi titik kemah pertama (camp 1) mereka adalah di sebuah delta di titik koordinat -1.947588, 120.157182. Berbagai ciri yang terlihat di video sangat cocok dengan lokasi ini, mulai dari belokan-belokan aliran sungai, jeram-jeram yang ada, eddy tepat di sisi luar (kiri) belokan ke kanan setelah delta, adanya bekas aliran air di kiri sungai yang dapat membuat delta menjadi pulau ketika banjir, serta arah kiblat yang dihadapi oleh salah satu anggota Mapala UI ketika sembahyang.

Karena Jeram Ace adalah jeram bernama (jeram yang diberi nama umumnya adalah jeram yang cukup besar atau sulit di antara jeram-jeram lainnya) yang pertama ditampilkan pada video pengarungan mereka setelah meninggalkan titik kemah itu, maka semakin menguatlah keyakinan saya terhadap kebenaran dugaan titik lokasi jeram ini di peta.

Terduga Jeram Ace (koordinat: -1.941241, 120.152024), seperti terlihat di citra satelit, adalah jeram pertama setelah titik camp 1 yang kelihatannya cukup besar untuk layak diberi nama.
Perbandingan citra satelit terkini Google Maps (kiri) dengan historical imagery 2017 Google Earth (kanan) di titik koordinat -1.941241, 120.152024. Terlihat beberapa perubahan, terutama hole besar (H1) di tengah-awal jeram.
Berbagai ciri yang mendukung dugaan lokasi Jeram Ace, mulai dari posisi hole (H) hingga batu-batu (B) baik di tengah maupun tepi sungai.

Setelah yakin dengan dugaan titik lokasi Jeram Ace, saya lantas coba melanjutkan nonton dari awal pengarungan mereka untuk mengeplot jeram yang bisa saya "cocoklogi"-kan mulai dari jeram pertama. Jeram pertama yang bisa saya identifikasi kemudian adalah Jeram Cut, jeram bernama kedua dalam video itu, karena penanda-penandanya cukup jelas dan banyak kemiripan antara di video dengan citra satelit.

Jeram Cut (koordinat dugaan: -1.957741, 120.162275), jeram kedua yang dapat saya tandai letaknya pada peta. Ciri yang paling mencolok adalah dua batu besar (B1 dan B2) di kanan sungai tepat di belokan di permulaan jeram. Ciri lainnya adalah sebongkah batu di tengah jeram di tengah aliran sungai (B3) dan sebuah batu menjorok di tepi kiri sungai (B4). Meski tidak terlalu jelas diperlihatkan dalam video, keberadaan dan letak eddy di akhir jeram sisi kanan sungai makin menguatkan keyakinan saya atas dugaan letak jeram ini.

Setelah itu, baru kemudian saya bisa membuat dugaan mengenai lokasi jeram bernama yang pertama, Jeram Ante Up, dengan melihat jeram yang kelihatan besar di atas Jeram Cut dan memiliki satu-dua kecocokan ciri penanda.

Tiga batu di kanan sungai (B3, B4, dan B5) jadi penanda paling meyakinkan atas dugaan lokasi Jeram Ante Up (koordinat: -1.961821, 120.165547) ini. Dua batu sebelum jeram (B1 dan B2) dan dua hole (H1 dan H2) di akhir jeram memperkuat dugaan.

Setelah itu, saya mencari jeram yang cocok dengan ciri-ciri Jeram Deal, jeram bernama ketiga, yang berada di antara Jeram Cut dan titik kemah mereka.

Jeram Deal (koordinat: -1.956729, 120.160366). Belokan sungai dan batu di tengah sungai sebelum memasuki jeram adalah di antara banyak tanda yang cukup meyakinkan atas dugaan lokasi jeram ini.

Begitulah saya memanfaatkan asumsi kronologi.

Kemudian saya meneruskan "cocoklogi" ke jeram-jeram "Royal Flush" di bawah Jeram Ace. Menentukan titik jeram-jeram di segmen ini lumayan lebih sulit. Batu-batu menyembul yang paling saya andalkan untuk jadi ciri penanda, kebanyakan tidak dapat terlihat dengan cukup jelas lagi di peta citra satelit. Dugaan saya, bentukan sungai mungkin sudah mengalami perubahan yang signifikan karena banjir berulang setelah sekian tahun. Atau bisa jadi juga ada pengaruh dari gempa besar yang pernah mengguncang pada September 2018.

Yang paling sulit saya tentukan titiknya adalah Jeram Queen. Jeram King dan Jack sebenarnya susah juga, tapi setidaknya mereka masih punya satu-dua ciri penanda, misalnya belokan sungai di atas Jeram King, dan percabangan aliran sungai di atas Jeram Jack, yang unik (tidak dimiliki oleh jeram-jeram lain pada segmen ini) sehingga kita bisa menduga letaknya pada peta. Sedangkan untuk Jeram Queen, hampir tidak ada sedikit pun ciri penanda yang cukup meyakinkan. Pada dasarnya saya cuma mengandalkan perkiraan, dengan mencari jeram yang kelihatan paling besar di antara King dan Jack. Baru setelah saya kemudian mengecek historical imagery Google Earth tahun 2017, dapat terlihat beberapa batu yang posisi relatifnya agak mirip dengan yang ada dalam video, meski beberapa batu lainnya tidak dapat terlihat jelas.

Jeram Jack
Adanya dua aliran yang menyatu di latar belakang perahu ketika memasuki (terduga) Jeram Jack (koordinat: -1.917724, 120.138568) ini adalah penanda yang paling memudahkan saya menduga titik lokasinya. Meski batu menyembul di awal jeram tidak kelihatan di citra satelit, ciri-ciri lain, misalnya arah belokan sungai setelah jeram, atau pendangkalan di sisi kanan yang membuat gradien jeram cenderung mengarah ke kiri, cukup mendukung dugaan tersebut.
Jeram King
Belokan sungai ke kanan tepat sebelum memasuki jeram ini adalah ciri penanda paling unik yang tidak dimiliki jeram lain pada segmen ini. Ditambah arah gradien dan penumpukan arus ke kanan, serta posisi main stream di kanan. Kemunculannya yang tepat setelah Jeram Ace juga mendukung dugaan lokasi Jeram King (koordinat: -1.940480, 120.150350) ini.
Jeram Queen
Ada dua jeram di antara Jeram King dan Jeram Jack yang saya curigai sebagai Jeram Queen, karena keduanya berada di aliran sungai yang lurus sebagaimana jeram ini terlihat pada video. Namun, setelah memperhatikan video di bagian akhir jeram, sudut pengambilan gambar berpindah dari kiri ke kanan sungai, dan penampakan gradien dan arah konsentrasi arus utama yang tadinya di kanan bergeser jadi memadat ke kiri. Ini membuat saya menduga bahwa jeram di bagian akhir pada video itu adalah jeram di nomor (2) pada citra satelit Google Maps, sehingga saya lebih meyakini ini sebagai Jeram Queen (koordinat: -1.925165, 120.137838), ketimbang jeram satunya lagi (koordinat: -1.936017, 120.149952). Setelah kemudian saya cek historical imagery Google Earth tahun 2017, terlihat di awal jeram ini beberapa batu menyembul (B1, B2, B3) yang cukup sesuai dengan tampilan video.

Untuk Jeram Ten, saya cukup meyakini dugaan saya, karena ciri-ciri pendukungnya kuat, terutama dari bentuk belokan sungai serta keberadaan sebuah anak sungai yang masuk dari sisi kiri setelah jeram ini. Secara kronologis, Jeram Ten adalah jeram terakhir yang mereka arungi sebelum berkemah di malam ketiga. Titik kemah mereka dapat diduga dengan cukup mudah karena cukup banyak penanda yang bisa ditemukan di peta. Titik kemah mereka ini pun menguatkan dugaan titik lokasi Jeram Ten tersebut. Dengan mengetahui letak Jeram Ten, saya pun bisa menduga letak Jeram Bermuda Bowl (koordinat: -1.904976, 120.136821) yang berada di antara Jeram Jack dan jeram ini.

Bentuk belokan sungai (ke kanan lalu ke kiri), main stream  yang memadat di kiri mepet tebing batu, sedimentasi kerikil di kanan, dan yang paling khas: muara anak sungai yang masuk dari kiri selepas belokan ke kiri setelah jeram menjadi ciri penanda yang sangat meyakinkan untuk menentukan titik lokasi (terduga) Jeram Ten ini. (koordinat: -1.901257, 120.135397)
Tak jauh, tepat setelah muara anak sungai dari kiri, terdapat delta yang sangat luas, di mana tim Mapala UI berkemah di malam ketiga pengarungan mereka di salah satu pojoknya (koordinat: -1.892109, 120.139344). Ciri penandanya cukup jelas: rumpun pepohonan (P1 dan P1) serta dua aliran sungai yang bergabung tepat di titik kemah mereka.

Di sepanjang segmen antara Camp 3 dan titik akhir pengarungan mereka di Gimpu, hanya ada satu jeram bernama, yakni Jeram Lampo (koordinat dugaan: -1.809944, 120.097139). Menentukan titik jeram ini sama susahnya dengan Queen, bahkan lebih, karena kemungkinan letaknya berada di rentang segmen yang panjang dan punya tidak sedikit jeram. Hampir sama seperti Queen, saya cuma menebak dengan memilih jeram yang kelihatan paling besar saja.

Untuk jeram-jeram setelah Gimpu, saya coba menduga lokasinya dengan mencermati video pengarungan Mahitala pada Januari 2000. Secara umum, hampir tidak ada satu pun jeram yang disoroti di video ini memiliki tingkat kecocokan yang tinggi dengan jeram-jeram yang bisa dilihat pada citra satelit. Kebanyakan hanya ada satu dua ciri yang cocok, sedangkan banyak ciri lainnya tidak cocok. Saya mengandalkan alasan bahwa karena pengambilan video itu sudah sangat lama sekali, maka wajar bila sungai pun sudah mengalami banyak perubahan. Tetapi meski ciri penanda yang sesuai cuma sedikit, ciri itu terlihat cukup unik sehingga kemungkinan untuk keliru menentukan titik jeram rasanya cukup kecil.

Untuk jeram bernama pertama, Jeram Pahala, misalnya. Ciri kuncinya adalah keberadaan sebuah muara anak sungai kecil yang masuk dari kiri sungai tepat di bagian awal jeram, dan aliran sungai yang berbelok ke kanan tepat sebelum mulut jeram. Dua ciri tersebut tidak terlihat pada jeram lain yang ada di segmen ini sehingga tingkat keyakinan saya atas dugaan lokasi jeram ini cukup tinggi.

Meski saya tidak melihat ciri detil yang cocok, belokan aliran sungai sebelum jeram ini dan sebuah anak sungai yang masuk dari kiri, bagi saya cukup sebagai penanda unik untuk menduga titik lokasi Jeram Pahala ini (koordinat: -1.687785, 120.034012).

Untuk jeram bernama kedua, Jeram Tengkorak, hampir tidak ada lagi ciri yang benar-benar mirip antara di video dan citra satelit, kecuali posisi relatif dua batu besar yang terlihat di akhir jeram. Ciri lainnya, misal keberadaan batu-batu berukuran sangat besar di awal jeram serta eddy di belokan arus di akhir paruh pertama jeram kelihatan tidak terlalu cocok lagi. Namun meski ciri yang sesuai cuma sedikit, jeram ini juga cukup unik dengan batu-batu besarnya dan itu tidak terlihat pada jeram-jeram lain di cita satelit.

Letak batu besar B1, B2, dan B3 relatif tidak berubah pada tampilan citra satelit terkini Google Maps dan historical imagery 2017 Google Earth. Ini menjadi ciri penanda paling khas untuk menentukan lokasi (terduga) Jeram Tengkorak (koordinat: -1.657404, 120.001346). Pola main stream dan keberadaan eddy di sisi kanan tengah jeram juga cukup sesuai dengan yang terlihat pada video.

Jeram Lawe Drop juga sama. Hampir mustahil mencocokkan ciri yang terlihat pada peta citra satelit dengan yang kelihatan di video. Satu-satunya kecocokan adalah lokasinya yang berada di dekat Desa Lawe. Sisanya, saya cuma memilih jeram yang sangat panjang dengan belokan aliran sungai yang mirip dan menaruh pin di awal jeram itu. 

Lokasinya yang dekat dengan Desa Lawe Drop, bentuk belokan aliran sungai, dan jeram yang panjang. Meski bentukan detil jeram sulit dicocokkan, ketiga hal tersebut sudah cukup meyakinkan saya atas dugaan lokasi Jeram Lawe Drop ini (koordinat: -1.650984, 119.863045).

Ada sebuah jeram bernama Jeram Butterfly sebelum Jeram Lawe Drop yang tidak dapat saya tentukan letak titiknya pada peta.

Setelah Jeram Lawe Drop, tim Mahitala singgah di Desa Siwongi. Selepas Siwongi, jeram pertama yang dapat saya tentukan titiknya dengan meyakinkan adalah Jeram No Command. Setelah itu, baru saya bisa menentukan titik (dugaan) Jeram Triple Fall (koordinat: -1.621700, 119.790253)yang berada di antara Siwongi dan Jeram No Command berdasarkan kronologi.

Tiga batu (B1, B2, B3) yang menyembul di tengah aliran sungai menjadi penanda paling jelas dan meyakinkan akan lokasi Jeram No Command ini (koordinat: -1.619403, 119.786057).

Kemudian, Jeram Batu Meranga/Batu Tiga adalah jeram lain yang berada setelah No Command yang ciri penandanya bisa kelihatan cukup jelas di citra satelit. Sebuah jeram yang berada tepat sebelum Batu Meranga ini juga dapat terlihat dengan cukup jelas dan meyakinkan berbagai ciri penandanya, dan itu saling menguatkan dugaan.

Tepat sebelum Jeram Batu Meranga/Batu Tiga, tim Mahitala mengarungi sebuah jeram (koordinat: -1.569282, 119.769760) yang pola belokan, posisi batuan, serta pola arusnya dapat cukup jelas terlihat di citra satelit historical imagery Google Earth tahun 2017.
Karena gambar citra historical imagery Google Earth tahun 2017 kurang terang, saya menggunakan tampilan dari Apple Maps via situs satellites.pro untuk mengidentifikasi keberadaan tiga bongkah batu (B1, B2, B3) penanda (terduga) Jeram Batu Meranga/Batu Tiga ini (koordinat: -1.570632, 119.766903).

Di antara Jeram Batu Meranga dan Desa Banggaiba masih ada satu jeram bernama lagi, namun tidak dapat saya tentukan lokasinya di peta.

Berikut ini adalah daftar titik-titik koordinat jeram berdasarkan hasil "cocoklogi" saya.

# Nama Jeram Titik Koordinat
1 Jeram Ante Up -1.961821, 120.165547
2 Jeram Cut -1.957741, 120.162275
3 Jeram Deal -1.956729, 120.160366
4 Jeram Ace -1.941241, 120.152024
5 Jeram King -1.940480, 120.150350
6 Jeram Queen -1.925165, 120.137838
7 Jeram Jack -1.917724, 120.138568
8 Jeram Bermuda Bowl -1.904976, 120.136821
9 Jeram Ten -1.901257, 120.135397
10 Jeram Lampo -1.809944, 120.097139
11 Jeram Pahala -1.687785, 120.034012
12 Jeram Tengkorak -1.657404, 120.001346
13 Jeram Butterfly ?
14 Jeram Lawe Drop -1.650984, 119.863045
15 Jeram Triple Fall -1.621700, 119.790253
16 Jeram No Command -1.619403, 119.786057
17 Jeram Batu Meranga/Batu Tiga -1.570632, 119.766903
18 Jeram Kipam ?