Pages - Menu

Layang-layang

Aku membayangkan
siluet bocah-bocah kecil 
berlarian di padang luas
di antara musim
petak-petak sawah basah
dan ladang-ladang kering.

Dan seutas benang tipis
dari gulung-genggaman tangan
terulur sampai ke langit,
membelah dingin angin
dan panas terik matahari,

menambatkan angan-angan
pada bayang-bayang mimpi
yang berkelebatan di ujung
warna-warni layang-layang
menghias cerah cakrawala:
berbagai celah kemungkinan
dalam lugu benak mereka.

Sebelum derap liar
langkah-langkah mereka terhenti
di bawah kaki tembok-tembok tinggi
yang menjelma labirin rumit
di antara gedung-gedung kaca
dan menara-menara gading istana
yang angkuh mengungkungi cakrawala
sederhana ranah pandang mereka
menatap segala kemungkinan
yang tersimpan di masa depan,
tersembunyi dalam pekat debu
dan asap yang tersisa
di jejak laju kemajuan,

dan benang-benang putus
terbelit jalinan kawat-kawat baja, 
dan layang-layang tersangkut
di rerangka besi tiang-tiang pemancar,
dan mereka tak dapat lagi
menerbangkan mimpi-mimpi
sebebas burung-burung cahaya 
menjelajahi luas angkasa.

Dan bocah-bocah itu terpaku
di hadapan tanda-tanda tanya:
tertancap di setiap sudut
sepi persimpangan jalan.

Yogyakarta, 4 Agustus 2020