Malam ini ia mengunjungi kembali
ladang-ladang luka tak berdarah
yang terbentang di sepanjang jejak ingatan
tentang seorang yang pernah menancapkan
beribu-ribu tanda tanya di hatinya.
Berapa lamakah ia harus menunggu
sampai setiap tanda tanya itu
tumbuh dan berbuah jawaban?
Ia tengadah memandang langit kelam
mencari satu tanda
di antara berjuta-juta tanya
yang bergelayut di kegelapan cakrawala.
Langit malam selalu mengingatkannya
pada sorot matanya yang dalam,
yang sanggup menenggelamkan kata-kata
ke relung bunyi paling sunyi.
Di situlah pertama kali
ia menemukan puisi
tanpa kata-kata;
dalam tatap matanya.
Yogyakarta, 28-29 Juli 2020