Peristiwa-Peristiwa Fana


.
.
.
Kutemukan semesta menjelma
kertas putih di hadapanku.
Kehidupanku, menjadi sungai
tinta hitam, mengalir di atasnya.

Aku berdiri di tepi sungai itu
membawa dua wadah kaca
berisi gagasan dan perasaan,
satu kujunjung di kepala,
satu kudekap dekat dada.

Setiap hari
di tengah ramai
disaksikan matahari.
Setiap malam
di dalam sepi
ditemani rembulan.

Waktu tak pernah berlalu di situ,
takkan ada yang datang atau pergi
kecuali kutumpahkan segala isi
wadah kaca yang kubawa
ke dalam sungai tinta
yang kan mengembara
melampaui kertas-kertas.

Sungai itu meliuk-liuk
dari ujung kesadaranku,
rerantai persitiwa-peristiwa fana
yang menjadikan aku ada
sebelum hilang,
menembus ranah pertanda-pertanda
melalui dunia simbol-simbol

menuju samudera aksara:
yang kekal dan abadi.

dalam puisi

TNJ, 3 Februari 2020

ketika membaca:
The Order of Time oleh Carlo Rovelli

ilustrasi dari: http://mattbeardart.com/running-river/