Pages - Menu

di penghujan desember

.
.
.

di sisa-sisa derai hujan kata-kata
dikayuhnya langkah ke dalam kabut
menerawang cakrawala dalam benaknya
sendiri...

jejak-jejak hujan tinggal rintik (seperti rintih) menabuh riak-riak lirih pada genang-genangan air di atas aspal dan beton jalan raya, memantulkan wajah langit senja tanpa warna selain kelabu pekat yang sejenak lagi kan habis pula ditelan kelam malam-malam tanpa bintang-bintang yang menyisakan muram rembulan desember dalam kesepiannya sendiri di hamparan kegelapan menyaksikan hingar-bingar pesta terompet dan kembang api yang pada akhirnya selalu kan hanya menyisakan kepulan asap beraroma mesiu sebelum hilang dilahap kesunyian yang sama-sama menyesakkan

di sisa-sisa derai hujan kata-kata
dikayuhnya langkah ke dalam kabut
menyelami samudra dalam hatinya
sendiri...

segala yang hilang ditelan waktu akankah berakhir sebagai kubangan kenangan di relung-relung ingatan yang begitu mudahnya tersapu banjir bandang dalam terpaan badai informasi yang ditiupkan gelagat cuaca tak menentu dari wacana-wacana dunia maya yang tak lagi dapat terbaca sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh bermakna sedikitpun yang pada akhirnya hanya menyisakan sampah-sampah slogan-slogan dangkal fabrikasi instan propaganda tanpa alamat yang kelak terbuang di selokan-selokan umpatan mampet, di sungai-sungai pikiran keruh, sebelum berakhir di dasar lautan kata-kata mati, kuburan aksara (yang akhirnya musnah*) tanpa pusara

di sisa-sisa derai hujan kata-kata
dikayuhnya langkah ke dalam kabut
merenungi semesta dalam dirinya
sendiri...

mencari sesuatu yang mungkin tertingal pada jejak-jejak laju peradaban yang sudah telanjur melesat melampaui masa depan, atau yang mungkin tercecer di antara sisa-sisa ampas pembangunan yang telanjur mengabaikan manusia dalam prosesnya, atau terselip di sela-sela tumpukan reruntuhan masa silam yang telanjur dikuburkan tanpa upacara penghormatan, terhimpit ruang-ruang sempit di dinding-dinding mewah kota-kota yang begitu angkuh menginjak-injak kesederhanan desa-desa

tenggelam dalam sepi
menghanyutkannya ke dalam mimpi

esok hari ia terbangun
mendapati kenyataan yang sama

kecuali dirinya
sendiri...


Jogja, 30-31 Desember 2019

*'aksara' konon berasal dari bahasa sansekerta. a: tidak, dan khsara: termusnahkan