Pages - Menu

Gelap

Malam pun tiba. Gelap. Dingin. Dan lebih gelap dan lebih dingin lagi, karena ia tiba-tiba merasa sepi.

Maka ia masuk ke salah satu cafe di pinggiran jalan itu dan memesan segelas teh manis hangat. Ia sedang tak ingin minum kopi. Sudah cukup hitam malam itu baginya. Tak perlu lagi kopi. Sudah cukup getir sepi yang dirasakannya. Tak perlu lagi kopi.

Ia duduk dekat jendela. Tidak mendengarkan musik yang memang sedang tidak diputar. Tidak mendengarkan berisiknya obrolan orang-orang yang memang sedang tak ada. Dan tidak merokok karena jatah rokoknya sudah habis dilahap sisa senja yang telah menghilang.

Dan ketika dipandanginya langit di seberang jendela yang daunnya memang dibiarkan terbuka itu, ia melihat tidak ada bulan.

"Ternyata bulan memang lebih berguna daripada matahari" ia menggumamkan sebuah kesimpulan.

"Sebab kita lebih membutuhkan cahaya di malam yang gelap daripada di siang hari yang terang."

Ia lalu menanggak tehnya sampai tinggal separo. Tidak dipedulikannya orang-orang yang tertawa, sebab baginya memang sedang tidak ada orang lain di situ.

3 Oktober 2017
___
ditulis ulang berdasarkan kisah tentang Mullah Nasrudin