pada suatu ketika
hujan mempertemukan
dua pasang bola mata
dan senyuman hangat
tanpa kata
di bawah jembatan layang
Kita tak pernah bisa lupa
pada suatu ketika
bintang-bintang di angkasa
membisikkan dingin kepada udara
menelusupkan hening ke dalam malam
lalu kita genggam sama-sama
janji yang tak sempat terucap
sebab sudah terlanjur kau bungkam mulutku
dan kita menghirup udara yang sama
dan kita mengecap rasa yang sama
dan kita menyatu dalam detak yang seirama
Kita tak pernah bisa lupa
derai tawa dan airmata
sepanjang jalan antara
derita dan bahagia
yang kita lalui bersama
Kita tak pernah bisa lupa
(Waktu dengan sabar menunggu
Tangannya terlipat, kepalanya tertunduk
Wajahnya tersembunyi di bayang-bayang
Di punggungnya tak ada apa-apa
Kecuali segala yang terlupa)
Sendowo, 3 Desember 2015
07:00 pagi