Pages - Menu

Jarak Hampa

Kudapati diriku melamun
di bangku bawah pohon itu
suatu malam yang dingin
ketika hembus angin kering
musim kemarau yang panjang
mingkin sengaja
menjatuhkan daun beringin kuning dari tangkainya
mengusik aku yang terhanyut lamunan
menatap lalulintas jalan raya

Daun menyentuh lembut pipiku,
menelusupkan semacam gelombang
hingga jauh ke dalam hati yang sedang sepi
seperti rembulan muda yang sendiri
sebab langit di kota itu memang
tak pernah sudi menampakkan bintang-bintang

Tersadar dari lamunan
aku melihat Hampa menjaraki
Cinta dan 'Cinta'
Hidup dan Kehidupan
sebagaimana jarak antara pengetahuan dan perbuatan
sebagaimana jarak antara mengetahui dan melakukan
seperti jurang lebar dan dalam
memisahkan duniaku dan duniamu
walau kita hidup di dunia yang sama

Mungkinkah kita bisa membangun jembatan
berbekal kerangka-kerangka dunia yang rapuh
atau mungkin kita bisa menumbuhkan sayap
dari rasa-rasa yang tak menentu
agar kita dan mereka dapat bertemu
di suatu titik dalam kehampaan
yang entah...

Hati menatap Rembulan muda
bertanya dalam hening
malam dingin
kota itu

Malam, 28 September 2015, Jogjakarta