.
Aku bertanya pada bunyi jangkrik yang menebar benih-benih gerimis di atas tanah yang gersang sedang pohon-pohon berdahan telanjang tetap saja membisu di tengah kepungan jilat api yang pelan-pelan menjalar di atas bangkai-bangkai ilalang.
Aku bertanya pada luka di tubuh tanpa nyawa meski tetap bernama yang seperti kata-kata tanpa makna yang terserak di sepanjang jalan raya antara duka dan derita.
Di manakah kita dapat bertemu apabila kata-kata tak pernah ada sementara dunia ini begini sepi?
Namun kata-kata pun semakin sepi tanpa arti lagi.
Dan perlahan-lahan ia jadi rapuh.
Tinggal menunggu runtuh.
Lalu kita
gelandangan di belantara sepi,
di sabana huruf-huruf mati.
Teluk Dalam, 21 November 2019 // malam