Pages - Menu

Naif

Pagi ini, sebuah kesimpulan datang menemui
Aku sedang duduk, memikirkan apa yang sebaiknya kupikirkan
Namun pemikiran malah saling berdiskusi satu dengan yang lain
Meninggalkanku sendiri dalam lamunan
Sampai kesimpulan itu, tiba-tiba saja, sudah duduk di sampingku

"Betapa naif aku"
Ucapnya lirih namun tajam menusuk

"Aku memimpikan dunia
seolah dunia adalah kanvas polos
yang dapat kutorehi warna sesukaku
seolah dunia adalah lilin malam
yang dapat kubentuk sekehendakku
seolah dunia adalah alat
yang dapat kupergunakan semauku
"

"Betapa naif aku"
Ia mulai menuding dengan matanya yang bening
Aku terhanyut ke dalam pusaran waktu
Dunia jadi tak berbentuk, tak dapat kurengkuh

"Dunia akan tetap begini
atau bakal jadi begitu
terlepas sama sekali
dari kehendakku
"

"Betapa naif aku"
Ia mencekik leher kesadaranku
Aku hilang, dunia tetap ada
Aku menangis tanpa air mata
Aku meratap tanpa suara

"Ingin aku tundukkan dunia
padahal diri sendiri saja
belum lagi sanggup kutundukkan
"

"Tubuh ini saja yang setiap hari membungkuk, setiap hari bersujud
Di dalamnya, diri-angkuh, diri-sombong, diri-serakah
Terkekeh-kekeh gembira
"

"Jika memang ada yang mesti diubah
Itu adalah diriku
"

11:00, 22 Nopember 2015