Pages - Menu

Kotak Kecil dalam Ruang Sunyi


Aku ingat sebuah kotak tua yang biasanya kusimpan di ruang sunyi. Sejak menemukannya pertama kali –entah kapan—aku selalu menaruhnya di ruang yang sama. Ruang itu selalu menjadi tempatku menikmati sepi, dan segala permasalahan dunia kolektif seolah hanya menjadi cerita dalam buku-buku dongeng yang berserakan di lantai. Membosankan untuk dibaca.

Aku seorang diri. Kotak tua dari kayu itu adalah wadah yang menampung segala hal tak mungkin yang aku harapkan. Mengintip melalui sebuah lubang kecil pada salah satu sisinya adalah hal paling menyenangkan yang biasa kulakukan. Kotak itu tidak dapat dibuka. Sejak awal memang begitu. Hanya setitik lubang kecil itu yang membuatku bisa melihat isinya.

Setiap mengintip isinya, selalu hal yang berbeda. Hal-hal mengejutkan yang tak terperkirakan. Karena itu aku selalu menikmati mengintip ke dalam kotak kecil itu.

[]

Akhir-akhir ini aku kadang menemukan diriku tanpa sadar telah berada di dalam ruang sunyi itu. Setelah sekian lama, aku hampir melupakan kotak kecil dari kayu yang selalu tersimpan di sana. Sudah lama tak mengintip isinya. Ketika mengintip ke dalamnya lagi, aku melihat hal yang tak pernah kulihat sebelumnya. Hitam. Aneh, pikirku. Ketika kulihat lagi untuk yang kedua kalinya, masih hitam yang sama.

Mungkin kotak itu sudah rusak. Kuletakkan. Lalu aku meninggalkan ruang sunyi itu, menuju sebuah lorong yang penuh pintu di sepanjangnya.