Lima belas tahun
Mengagumi dunia
Bertanya... Berkhayal...
bermimpi tentang padang luas, di luar
petak-petak ruang
Tentang yang tak terbatas, di balik
tembok-tembok beku
Tentang kemungkinan tersembunyi, di antara
kepastian dan yang mustahil
Ke mana kah, jalan-jalan setapak itu menuju?
Menyelip di antara pohon-pohon hutan gelap
Tersembunyi di balik semak-semak liar berduri
Hilang dalam hitam bayang-bayang
Lima belas tahun
Mengagumi dunia
Hilang... Terbenam...
dalam jawaban-jawaban ragu
Yang Terabaikan
Sembilu pucat pasi daun mati
remuk tergilas putaran roda
menjadi abu, terbawa angin
diam mengelus rumput-rumput
rebah tertimpa tapak sepatu
merana dan mati menjadi tanah
Dalam jeda hari di terik mentari
sepasang mata sayu berkelopak layu
menangkap semut di atas tanah
remuk tergilas putaran roda
menjadi abu, terbawa angin
diam mengelus rumput-rumput
rebah tertimpa tapak sepatu
merana dan mati menjadi tanah
Dalam jeda hari di terik mentari
sepasang mata sayu berkelopak layu
menangkap semut di atas tanah
Serpih
Siapakah kita di tengah-tengah kemungkinan dan ketidakpastian?
selain bayang yang kita pandang dalam serpih cermin pecah,
selain apa yang kita perbuat dengan tangan-tangan lemah,
selain di mana kita melangkah dengan kaki terseret.
Jawab dengan harap atau sesal,
atau bayang tak sempurna.
Bisa benar, bisa salah.
Kita tak tahu
selain bayang yang kita pandang dalam serpih cermin pecah,
selain apa yang kita perbuat dengan tangan-tangan lemah,
selain di mana kita melangkah dengan kaki terseret.
Jawab dengan harap atau sesal,
atau bayang tak sempurna.
Bisa benar, bisa salah.
Kita tak tahu
Subscribe to:
Posts (Atom)