Pages - Menu

Setitik Kesadaran

Manusia hanya setitik kesadaran
yang terdampar di semesta
ruang tanpa batas,
terombang-ambing di samudera
gelombang waktu tak bertepi.
Terasing.
Sendiri.
Sepi.

Lalu sebersit rindu
memecah sunyi,
mengoyak sepi,
menyeruak dari dalam kesadaran.
Rindu yang samar namun selalu ada.
Rindu yang mendekap sekaligus membebaskan.
Rindu yang menyakitkan sekaligus mengobati.

Di semesta ruang gelap tanpa batas,
di samudera gelombang waktu tak bertepi,
manusia yang terdampar
merindukan
awal dan akhirnya,
asal dan tujuannya.

Kerinduan memancarkan cahaya: "rasa ingin tahu"
menjelmakan bias-bias sinar pengetahuan warna-warni
menggapai-gapai dalam gelap ketidaktahuan,
dalam kabut-debu kebodohan.

Maka berjalanlah para pengembara
menembus misteri belantara,
dan berlayarlah para penjelajah
menyibak gelombang dan tabir arah.

Bermula dari setitik kesadaran
Terkubur dalam keterasingan
Menumbuh hasrat untuk mengetahui
Berbuah pengetahuan
Memperluas ranah kesadaran
Hanya untuk kembali menemukan
Bahwa manusia hanya setitik kesadaran.

Bonbin - Sendowo, 4 - 5 Desember 2015

Di Antara Waktu

Fajar adalah rahasia yang terungkap
Senja adalah janji yang terlupa
Hari-hariku adalah kebodohan-kebodohan yang tak bosannya kulakukan
Malam-malamku adalah kesalahan-kesalahan yang tak habis kusesali
Di antara semua itu aku mohon ampunanmu

Bonbin, 4 Desember 2015, 08:10

Tiada Yang Abadi, Apalagi Cuma Janji

Tak pernah ada
rasa yang lebih jingga
daripada duka
di kala senja

Kau pun berlalu
serupa awan di lagit biru
lalu sendu terharu
duduk menemaniku

Ketika kita berlari
daun gugur bukan lagi misteri
sebab tak peduli
toh memang tiada yang abadi

apalagi cuma janji
begitu mudah diingkari

Bonbin, 4 Desember 2015, 08:30

Dalam Sepi Sendiri

Perjumpaan denganmu adalah perjumpaan dengan sepi,
tak ubahnya perpisahan.

Hiruk-pikuk dunia adalah tempat aku selalu merindu
Merindukanmu. Merindukan sepi.

Maka aku mesti belajar menemukan sepi
di tengah-tengah kehidupan ramai.

Perjumpaan denganmu adalah perjumpaan dengan diri.
Diri yang sendiri. Sendiri yang sejati.

Hiruk-pikuk dunia adalah panggung sandiwara,
maka kuyakini saja bahwa semua ini hanya sementara.

Lalu, pada masa yang akan tiba
Kita akan kembali berjumpa

Dalam sepi sendiri

Bonbin, 3 Desember 2015
10:34

Kenang

Kita tak pernah bisa lupa
pada suatu ketika
hujan mempertemukan
dua pasang bola mata
dan senyuman hangat
tanpa kata
di bawah jembatan layang

Kita tak pernah bisa lupa
pada suatu ketika
bintang-bintang di angkasa
membisikkan dingin kepada udara
menelusupkan hening ke dalam malam
lalu kita genggam sama-sama
janji yang tak sempat terucap
sebab sudah terlanjur kau bungkam mulutku

dan kita menghirup udara yang sama
dan kita mengecap rasa yang sama
dan kita menyatu dalam detak yang seirama

Kita tak pernah bisa lupa
derai tawa dan airmata
sepanjang jalan antara
derita dan bahagia
yang kita lalui bersama

Kita tak pernah bisa lupa
(Waktu dengan sabar menunggu
Tangannya terlipat, kepalanya tertunduk
Wajahnya tersembunyi di bayang-bayang
Di punggungnya tak ada apa-apa
Kecuali segala yang terlupa)

Sendowo, 3 Desember 2015
07:00 pagi