Pages - Menu

Perjalanan



Hidup adalah tentang perjalanan. Selalu mengenai perjalanan. Bukan tujuan.

Aku adalah orang yang sering kalah dalam pertandingan, dalam perlombaan, juga dalam permainan. Aku hampir tidak bisa mengingat momen kemenangan yang pernah kuraih, tetapi kekalahan selalu lebih mudah teringat sebab ada begitu banyak momen. Aku ingat kekalahan terburukku adalah ketika aku menangis setelah kalah bermain kartu dengan teman-teman waktu SMP kelas 1. Itu kekalahan terburuk, sebab selain kalah main kartu, aku juga kalah oleh diriku sendiri.

Setelah kupikir-pikir, ada baiknya juga selalu kalah. Paling tidak, jadi bisa melihat orang lain senang karena menang. Menurutku ini lebih baik, ketimbang melihat orang lain sedih karena kalah. Pada akhirnya, bagaimana kita menerima kekalahan, itu lebih penting menurutku. Ada orang yang kalah, tetapi lantas tidak menjadi pecundang karena kekalahan tersebut. Dan menang, belum tentu lebih baik. Ada orang yang menang, tetapi sesungguhnya sedang kalah oleh dirinya sendiri. Ketika dengan kemenangan itu dia menjatuhkan orang lain, merendahkan orang lain, melukai orang lain, maka sesungguhnya dia sedang menjatuhkan dirinya sendiri, merendahkan dirinya sendiri, melukai dirinya sendiri. Hanya saja dia tidak menyadarinya. Mungkin... ini hanya pendapatku saja. Atau sekedar pembelaan terhadap aku yang selalu (me)kalah.

Tetapi ketika orang-orang mulai berlomba meraih sesuatu dalam hidup, bertarung memperebutkannya. Aku melihat diriku masih duduk di tepi telaga, memandang jauh ke dasarnya yang tak terlihat. Dan ketika mereka sudah berlari jauh, aku akan berdiri lalu mulai berjalan.

Mengapa terburu-buru. Aku akan berjalan sambil menikmati perjalananku, sebab jika berlari aku tidak akan bisa melihat rumput basah sedetil ini, melihat langit sebiru itu dengan awan putih berarak, menghirup udara sesegar ini, mencium aroma hutan dan bunga-bunga, meminum air hujan, merasakan gelitik mentari di kulit, mendengarkan dedaunan bergesekan serta serangga-serangga kecil di pepohonan. Jika berlari aku akan kehilangan detil perjalananku yang indah. Biar kunikmati setiap detik yang berlalu. Sebab hidup adalah perjalanan. Selalu tentang perjalanan. Bukan tujuan.

Pertanyaan terpenting bukanlah tentang “apa tujuan hidupmu?”, tetapi “bagaimana kamu menjalani hidupmu?”

Kita tidak akan pernah sampai ke manapun dalam hidup. Kita hanya akan terus berjalan. Pada akhirnya kita semua akan mati di ujung perjalanan masing-masing. Mungkin, setelah itu baru kita tiba ditujuan.


8.2.2014 | pagi..